Penyesalan memang selalu datang di akhir.. That's why gue
selalu berusaha menyenangi apa yang gue kerjakan bahkan terkadang berusaha
"menyesal" terlebih dahulu bila2 sesuatu yang dikerjakan telah
menunjukan tanda2 tidak sesuai hasil, biar penyesalan itu gak muncul.
Penyesalan hanya akan membuahkan 2 hal (just my opinion):
1. keprihatinan yang nantinya melahirkan semangat baru
2. ke-apatisan
Hari
ini "tiba2" gue berencana menjenguk ismi di boromeus..
Ismi
dan isma adalah anak kembar dari pasangan yang berjualan ayam, pecel lele di
daerah dago. Mungkin terkesan tidak ada yang spesial dalam keluarga ini.
Pasangan ini memiliki 3 orang anak, si abang, dan dua kembar isma ismi,tapi
yang harus diketahui adalah ismi, salah seorang anak kembar ini telah dirawat
lebih dari 1 tahun di rumah sakit boromeus, tidak diketahui pasti apa yang
menjadi penyakit dari si anak. Awalnya dia dibawa ke rumah sakit karena
penyakit demam, akhirnya ismi memang sembuh dari demamnya tapi ia juga
"mendapatkan" penyakit tambahan lainya, keluarga ini bahkan tidak
bisa memprotes atau sekedar diberitahukan mengenai apayang sebenarnya terjadi
pada ismi. Ismipun tidak dapat keluar dari rumah sakit karena keluarga tidak
dapat membayar biaya rumah sakit. Jadi hingga sekarang mereka hanya bergantian
menjaga ismi di rumah sakit. Saat pagi hingga siang entah salah satu dari ibu
atau ayahnya akan menemani ia di RS, jika si ibu yang berjaga maka si ayah yang
akan berbelanja ke pasar untuk keperluan berjualan di malam hari nanti. Menjelang
siang saat si adik, isma pulang sekolah diapun akan menemani orangtuanya untuk
menjaga sang kakak. Jika mentari telah berganti dan malam tiba giliran abang
yang akan menjaga ismi sementara kedua orang tua dan isma akan berjualan ayam
di simpang dago.
Keluarga
ini selalu bahu-membahu tanpa bersungut berusaha melakukan yang terbaik agar
ismi bisa sembuh dan segera berkumpul dengan mereka. Hari ini aku tiba2
terpikir tentang ismi jadi kuputuskan agar peka kami (Unravel) melakukan
kunjungan ke keluarga ismi. Tapi tak disangka, bukannya ismi yang bisa kami
jenguk di rumah sakit, kami malah mendengar cerita dari sang ibu jika ismi
telah berpulang ke rumah bapa beberapa minggu yang lalu tepatnya tanggal 21mei
2012. tak bisa lagi bibir menuturkan kata, yah mungkin lebay terdengar tapi
itulah yang memang terjadi dengan diri gue, dan untuk pertama kalinya gue
merasa menyesal karena terlalu sibuk hingga tidak memperhatikan kasus ini..
Terlalu apatis dan kecewa dengan pemerintah sehingga malah apatis dan kehilangan
hati terhadap sesama.. Menyesal karena terlalu lama meniatkan diri untuk
sekedar menjenguk ismi.. Terlalu terbelit dalam kehidupan urban hingga lupa
akan kehidupan masyarakat kecil.. Yah gue menyesal, amat menyesal, bingung gak
tahu mau berbuat apa.. Dan tiba2 ngerasa tidak berguna, terlalu bodoh, terlalu
lambat.. Entahlah.. Satu hal yang dipelajari malam ini, jika ingin membantu
hendaknya janganlah ditunda hingga "memiliki atribut pelengkap untuk
membantu" bantu aja langsung, karena niatmu akan membuat Tuhan menyediakan
jalan untuk mempermudah itu semua, jika memang hal itu berkenan dihadapanNya..
Yuniar
C. Th. Johansz